Syamsul Huda dan Mobil ‘Ambulans’ Siaga 24 jam Gratis

Inspiratif, Sosial1843 Views

Karibkerabat.com,Bekasi–Bagi banyak orang memiliki mobil pribadi merupakan sebuah prestise (kebanggaan) sekaligus prestasi, tapi tidak bagi sosok satu ini. Bagi Syamsul Huda atau yang kerap dipanggil Pakde oleh sahabat-sahabatnya menganggap mobil bukan lah barang mewah yang mesti disayang-sayang tetapi justru bisa digunakan untuk menolong orang lain.

Meskipun tampangnya terlihat sangar, tapi siapa sangka sejatinya dia adalah sosok yang santun, ramah, mudah bergaul dan suka menolong. Dia memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Bagaimana tidak, mobil pribadi satu-satunya di-ikhlaskan demi membantu warga sekitar yang sedang membutuhkan. Mobilnya dijadikan sebagai ‘ambulans’ mengantar orang sakit, ibu-ibu yang hendak melahirkan, bahkan untuk mengantar jenazah secara gratis selama 24 jam.

“Dulu kan saya pernah hidup susah mau makan aja susah, tapi ada warteg warung makan saya deketin tuh itu orang pada makan harapan saya ada yang mau ngajak (makan) saya memang lapar mau makan nggak ada duit,” kenang Pakde.

Sayangnya, waktu itu tidak ada yang menawarkan makan kepadanya. Dengan perut keroncongan, terbersit dalam hatinya, kelak suatu saat ketika hidupnya berkecukupan, dia akan berbuat baik membantu orang banyak yang sedang membutuhkan.

“Akhirnya sampai berkeluarga hidup masih susah saya punya anak tiga itu sampai makan aja telur satu diceplok buat berlima itu sudah menderita banget kami,” tutur Pakde.

Sampai suatu ketika, lanjut pria yang juga aktif di salah satu yayasan sosial di Bekasi bersama keluarganya ingin memiliki mobil agar bisa kemana-mana dengan keluarga. Secara kebetulan, dia bertemu dengan salah seorang Ibu Anna, dermawan yang  kelak memberinya kepercayaan untuk menjaga empat mobilnya.

Ke empat mobil ibu Anna ini diserahkan ke Syamsul untuk dijaga dan dirawat. Untung bagi Syamsul karena dia bisa memakai mobil tanpa harus membeli mobil.

Namun itu tidak berlangsung lama, Pakde kembali bingung karena mobil yang dititipkan padanya telah ditarik oleh Ibu Anna sang pemilik mobil.

Lanjut cerita, suatu saat Pakde bersama keluarganya ingin pergi ke kondangan,  mobil sewa sudah dipesan, harga dan waktu pun sudah disepakati.

Namun malang bagi Pakde, tiba-tiba saat hari yang ditentukan, kendaraan yang akan disewanya dibatalkan oleh sang pemilik mobil dengan alasan tertentu.

Mungkin bagi Pakde, tidak menjadi masalah, dia masih bisa memaklumi tetapi lain halnya bagi anak laki-lakinya bernama Adit.

“Anak saya yang namanya  Adit itu langsung keluar pintu kecewa kata Adit makanya  jangan jadi orang miskin, jadi orang miskin itu direndahin orang kita harus kaya yah, beli mobil sendiri aja, nah dari situ kami berpikir untuk beli mobil sendiri,” kenang Pakde dengan bola mata berkaca-kaca.

Tidak berapa lama kemudian, nasib baik berpihak kepada Pamde, rejeki yang didapatnya sedikit demi sedikit ditabung  sampai akhirnya bisa untuk membeli mobil meskipun mobil bekas berupa Kijang Kapsul yang kini digunakan sebagai ambulans warga.

Teringat janjinya dulu yang ingin menolong orang banyak, Pakde pun mengumumkan ke kepada warga sekitar kalau mobil pribadinya bisa dipakai oleh warga melayani orang sakit atau mau melahirkan.

“Saya umumkan untuk tetangga dan warga sekitar kalau mau melahirkan atau sakit ketuk pintu saya 24 jam saya akan antar bolak balik  gratis sampai sekarang,”ujar Syamsul.

Me-wakafkan kendaraan pribadinya untuk kepentingan sosial tidak semudah yang dibayangkan. Pakde mengaku mengalami suka dan duka. Contohnya, kata dia ketika keluarga sahabatnya ada yang meninggal dunia sementara mereka tidak memiliki kemampuan menyewa ambulans rumah yang mahal. Akhirnya, Pakde pun turun tangan menjadi sopir, mengantar jenazah ke Cirebon.

Di waktu lain, ada ibu-ibu yang mau melahirkan, belum sampai ke rumah sakit, ketuban ibu hamil ini pecah, ke esokan hari meskipun mobil sudah dicuci tetapi aroma bekas tak sedap masih tersisa. Belum lagi ketika mobil dipinjam warga, nyerempet dan nabrak itu sudah biasa, tapi bagi Pakde itu sudah resiko.

Meskipun banyak kendala, dirinya mengaku puas dan bangga bisa menolong orang banyak. Di saat di luaran sana, masih banyak orang memiliki kendaraan tapi hanya disimpan di garasi karena takut rusak dan kotor.

Sekarang Pakde mengganti mobil kijang kapsul yang telah dipake selama 3 tahun menjadi Kijang Innova. Meskipun mobil berubah, penilaian Pakde ke mobil apapun itu masih tidak berubah, masih sama yang menganngap mobil bukan sebuah barang mewah yang mesti disayang-sayang.

“Mobil itu (banyak orang) masih hal mewah tapi bagi saya bukan, mobil saya taruh di kebon, kadang ya buat corat coret anak-anak buat nangkring tikus, kalau bagi saya mobil itu saya gunakan untuk kepentingan orang banyak,” tandas Pakde.

Leave a Reply