Quarter life crisis adalah istilah yang saat inibanyak digunakan. Bahkan, tanpa disadari seseorang bisa juga mengalaminya. Meskipun demikian, tidak sedikit yang belum terlalu paham dengan istilah ini dan bertanya-tanya, apa itu quarter life crisis? Kenapa hal itu bisa terjadi? dan Bagaimana cara mengatasinya?
Karibkerabat.com – Quarter life crisis adalah istilah yang cukup tren saat ini terutama pada kalangan millennial. Istilah ini juga kemudian sering dikaitkan dengan isu kesehatan mental hingga isu financial freedom.
Tidak sedikit orang yang belum mengenal dan mengerti banyak istilah ini. Namun, tidak sedikit juga orang yang sedang mengalaminya baik disadari maupun tidak disadari.
Bagi kamu yang belum mengenal dan terlalu tahu banyak hal mengenai quarter life crisis, jangan khawatir karena kamu masih bisa untuk mempelajarinya termasuk dalam artikel ini.
Adapun, bagi kamu yang sedang mengalami masa-masa ini, kamu tidak sendirian karena banyak orang yang sama-sama berjuang untuk melalui masa-masa ini dengan produktif dan nilai-nilai positif.
Dalam artikel ini akan dituliskan beberapa hal yang berkaitan dengan memahami quarter life crisis mulai dari definisi, penyebab, tanda-tanda, fase, hingga cara terbaik melalui masa quarter life crisis.
Definisi Quarter life crisis
Quarter life crisis atau krisis seperempat abad adalah sebuah krisis atau ketidakpastian dalam proses pencarian jati diri yang dialami individu pada usia pertengahan yakni antara 20 hingga awal 30 tahun. Pada umumnya krisis tersebut ditandai dengan perasaan tak berdaya, terisolasi, ragu akan kemampuan diri sendiri, dan takut gagal.
Quarter life crisis juga dapat dipahami sebagai perasaan takut dan cemas akan kehidupan di masa yang akan datang. Ketakuan tersebut meliputi masalah relasi, percintaan, karir, dan kehidupan sosial.
Quarter life crisis biasanya muncul sebagai respon terhadap ketidakstabilan yang memuncak, perubahan yang konstan, serta dihadapkannya dengan banyak opsi yang disertai rasa panik dan tidak berdaya. Seseorang yang dihadapkan dengan masa krisis ini kerap mempertanyakan eksistensi dirinya sebagai manusia. Bahkan, ada juga yang merasa dirinya tidak memiliki tujuan hidup.
Penyebab Quarter life crisis
Usia 20 tahun hingga awal 30 tahun merupakan masa transisi dari fase remaja ke fase dewasa. Pada masa ini seseorang memiliki berbagai tuntutan perkembangan seperti mulai hidup mandiri, menyelesaikan masa pendidikan, serta memilih dan mengembangkan karir yang hendak ditekuni.
Selain itu, tuntutan dari luar dan lingkungan seperti menemukan pasangan, membentuk keluarga, dan mapan secara finansial. Hal ini akan menjadi krisis atau kecemasan ketika ada ketimpangan antara tuntutan perkembangan dengan kemampuan individu untuk mengatasinya.
Berikut adalah beberapa penyebab seorang individu mengalami quarter life crisis dalam hidupnya.
– Mengalami identity confusion atau kebingungan identitas.
– Mengalami masalah di dunia pekerjaan dan karir.
– Khawatir dengan hidup mandiri yang baru pertama kali dirasakannya.
– Merasa khawatir dengan kehidupan di masa depan.
– Fustasi dengan sebuah hubungan romantis dan juga mulai masuk kepada hubungan romantis yang serius.
– Tuntuan ekspetasi dari luar seperti melihat tempat sebaya telah mencapai impiannya lebih dulu.
– Membuat sebuah keputusan baik secara pribadi maupun profesional yang akan bertahan dalam waktu yang lama.
Tanda-Tanda Quarter life crisis
Pada dasarnya, masa-masa quarter life crisis benar-benar menjadi krisis ketika seseorang mengalami ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan yang dialaminya. Tidak seimbangnya kedua hal tersebut dapat mengakibatkan seorang individu mengalami hal-hal yang menjadi gejala atau tanda quarter life crisis berikut ini.
Memiliki sikap impulsif
Impulsif adalah perilaku seseorang yang cenderung melakukan tindakan tanpa berpikir terlebih dahulu dampak atas tindakannya. Meskipun tidak terlalu, sikap impulsif kadang juga dialami oleh seseorang yang mengalami quarter life crisis.
Misalkan ketika ia tidak menyukai sesuatu seperti pekerjaan, pada masa tersebut bisa jadi ia akan berhenti melakukan pekerjaan tersebut tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu dan kemudian memilih melakukan ia lebih disukainya.
Merasa terjebak dalam situasi yang tidak disukainya
Seseorang yang mengalami quarter life crisis akan merasa terjebak pada situasi yang membuatnya sulit untuk berkonsentrasi atau menemukan kesenangan. Dalam kondisi yang sama, ia juga mendesak sebuah perubahan untuk keluar dari perasaan terjebaknya, meskipun ia tidak tahu dengan pasti perubahan apa yang dibutuhkannya.
Sulit mengambil keputusan
Seseorang yang mengalami quarter life crisis juga cenderung mengalami kesulitan saat mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena perasaan takut dan khawatir yang menghantui dirinya, yang mana ia merasa khawatir pilihannya tidak tepat.
Dalam kondisi tersebut, ia akan sangat takut ketika dihadapkan dengan berbagai pilihan. Saat dihadapkan dengan pilihan, ia akan mengeksplorasi banyak pilihan tersebut dan melakukan analisis yang berlebihan mengenai pro dan kontranya sebuah pilihan.
Merasa terisolasi
Masa transisi remaja ke dewasa menghasilkan berbagai tuntutan seperti membangun karir dan mencapai kemerdekaan finansial. Hal ini akan menjadikan seseorang melupakan waktu bersantai bersama teman-teman atau orang sekitar.
Selain itu, pada masa ini juga secara perlahan lingkaran pertemanan mengalami perubahan. Sebagian besar teman yang pada masa sebelumnya mudah untuk ditemui, pada masa ini akan sangat sulit untuk ditemui.
Hal-hal demikian dapat mendorong seseorang merasa terisolasi dan asing dari ramainya kehidupan di luar sana.
Kurang motivasi
Perasaan cemas dan khawatir menjadikan seseorang merasa kekurangan motivasi dan kehilangan arah. Hal ini kemudian ditandai dengan kondisi fisik yang mudah merasa lelah dan sulitnya untuk tidur.
Kurangnya motivasi menjadikannya kehilangan arah mengenai apa yang harus dilakukan dalam hidupnya sendiri.
Fase Quarter life crisis
Secara umum, quarter life crisis memiliki beberapa fase sebagai berikut.
Fase pertama: munculnya perasaan terjebak
Pada fase ini seseorang akan merasa terjebak dalam sesuatu yang menjadi pilihannya sendiri. Mulai dari hubungan romantis, pertemanan, hingga masalah karir yang menurutnya sangat membosankan.
Hal ini menjadikan hari-hari yang dilaluinya tidak mendatangkan kebahagiaan sehingga membuat dirinya kehilangan motivisi.
Fase kedua: Menginginkan perubahan
Setelah merasa terjebak dan bosa melalui hari-harinya, seseorang akan merasakan dorongan kuat dalam dirinya untuk keluar dari situasi tersebut.
Hal ini ditandai dengan munculnya keinginan untuk mencoba hal-hal baru di luar rutinitas, bahkan dengan memilih teman atau karir yang lebih menarik.
Fase ketiga: Keluar dari komitmen
Pada fase ini, seseorang pada akhirnya memberanikan diri untuk keluar dari perasaan terjebaknya.
Seseorang mungkin akan memutuskan pasangan atau temen yang dianggap sudah tidak sejalan dengannya. Bahkan, ia juga mungkin memutuskan untuk keluar dari pekerjaan yang telah lama ditekuninya.
Meski terlihat ekstrem, fase ini sangat berpengaruh untuk menjadikan seseorang mengenal siapa dirinya sehingga ia mampu mengeksplorasi dirinya sendiri serta hal-hal yang menarik baginya.
Fase keempat: Menata komitmen baru
Pada fase ini seseorang akan memulai kembali membangun fondasi baru dan menata kehidupannya sendiri.
Meskipun pada awalnya merasa menyesal karena melepas banyak hal dalam hidupnya. Namun, pada masa ini ia lebih mampu mengendalikan arah tujuan hidupnya.
Fase kelima: Menjalani komitmen baru
Setelah membangun pondasi dan menata ulang arah tujuan hidupnya, pada fase ini seseorang akan menjalani kehidupan baru yang sesuai dengan minat dan nilai morak yang dipercayai oleh dirinya sendiri.
Baca Juga : Cara Membahagiakan Diri Sendiri untuk Hidup yang Lebih Baik
Cara Mengatasi Quarter Life Crisis
Berikut adalah cara terbaik yang dapat dilakukan untuk melalui masa quarter life crisis.
1. Menerima Keadaan dan sadari bahwa fase ini adalah fase yang normal.
2. Kenali diri sendiri lebih dalam dengan melakukan self love.
3. Komunikasin masalah dan perasaan pada orang yang tepat.
4. Carilah dukungan dari lingkungan yang tepat.
5. Berhentulah membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
6. Kembangkan minat dan bakat yang dimiliki.
7. Buat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang.
8. Lebih banyak memberi.
9. Hindari toxic relationship.
10. Sabar dan tetap jalani proses.
Referensi:
https://satupersen.net/blog/mengenal-quarter-life-crisis
https://www.ugm.ac.id/id/berita/21247-kiat-menghadapi-quarter-life-crisis
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61dcf6a41cced/mengenal-quarter-life-crisis-penyebab-dan-cara-mengatasinya