Tokoh Indonesia Ini Pernah Jadi Google Doodle, Siapa Saja?

Berita, Inspiratif2891 Views

Karibkerabat.com – Google kerapkali merayakan hari istimewa seorang tokoh dengan menjadikannya Google Doodle.

Google Doodle merupakan perubahan logo khusus dan sementara di beranda Google yang dimaksud untuk memperingati liburan, acara, prestasi, dan tokoh sejarah terkemuka dunia.

Bukan kali pertama ini Google Doodle memajang animasi tokoh-tokoh Indonesia, dari catatan Karibkerabat.com ada 9 tokoh Inndonesia yang pernah menjadi Google Doodle

Dewi Sartika, pahlawan nasional perintis pendidikan bagi kaum perempuan di tampilkan Google di Google Doodle pada 4 Desember 2016

Berikut tokoh-tokoh Indonesia yang pernah menghiasi Google Doodle:

Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara, yang lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889, merupakan Bapak Pendidikan Indonesia. Salah satu dedikasinya untuk pendidikan pribumi Indonesia adalah  Perguruan Taman Siswa.

Ki Hajar Dewantara menjadi Google Doodle pada 2 Mei 2015 lalu bertepatan dengan hari pendidikan, dan hari ulang tahunnya yang ke-126.

Beliau dikukuhkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Soekarno pada 28 November 1959

Samaun Samadikun

Prof. Dr. Samau Samadikun oleh ilmuwan dikenal sebagai Bapak Mikroelektronika menjadi Google Doodle pada 15 April 2016.

Beliau memperoleh The 1998 Award of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) atas dedikasinya di bidang ilmu pengetahuan

Beliau lahir di Magetan, Jawa Timur, 15 April 1931 dan meninggal di Jakarta, 15 November 2006

RA Kartini

Setiap kali bangsa Indonesia merayakan “Hari Kartini”, Google pun turut memperingatinya. Google Doodle menampilkan sosok RA Kartini dengan nuansa etnik pada 21 Apr 2016.

Dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi dan menerbitkan buku berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang.”

Dewi Sartika

Dewi Sartika menjadi Google Doodle pada hari Minggu (4/12/2016) di hari ulang tahunnya yang ke-132, 4 Desember 1884.

Dewi Sartika adalah pahlawan nasional perintis pendidikan bagi kaum perempuan. Peninggalan Dewi Sartika  adalah Sekolah Isteri Pedopa.

Dewi meninggal di Cineam, Tasikmalaya 11 September 1947 pada usia 62 tahun.

Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer menjadi Google Doodle pada Senin (6/2/2017) bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-92.

Pram merupakan penulis “Tetralogi Buru”, karyanya itu telah diterjemahkan lebih dari 41 bahasa di dunia.

Maria Walanda Maramis

Maria Walanda Maramis lahir pada 1 Desember 1872 dan wafat tahun 1924 dikenal sebagai pahlawan wanita yang memajukan keadaan wanita di Indonesia pada awal abad ke-20.

Berkat kontribusi dan dedikasinya, diberi gelar Pahlawan Pergerakan Nasional pada 20 Mei 1969.

Jauh sebelumnya, pada 8 Juli 1917 Maria bersama beberapa orang mendirikan Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunannya (PIKAT) sebagai bentuk kesadaran peran ibu dalam keluarga yang bertujuan mendidik para wanita mengenai hal-hal rumah tangga, seperti memasak, menjahit, merawat bayi, dan lainnya.

Google menampilkan sosoknya di Google Doole pada 1 Desember 2018.

Bagong Kussudiardja, seniman lukis dan koreografer Indonesia di Google Doodle 9 Oktober 2017.

Bagong Kussudiardja

Bagong Kussudiardja lahir di Yogyakarta, 9 Oktober 1928 tercatat sebagai Koreografer dan Pelukis Indonesia.

Bagong memulai kariernya sebagai penari Jawa klasik di Yogyakarta pada 1954.

Ia menghembuskan napas terakhir di Yogyakarta, 15 Juni 2004 pada umur 75 tahun dan profilnya ditampilkan di Google Doodle pada 9 Oktober 2017.

Minarni Soedarjanto

Google Doodle pada Jumat (10/5/2019) menampilkan animasi pebulutangkis wanita. Dikutip dari laman Wikipedia.org, Minarni Soedarjanto merupakan atlit bulutangkis asal Indonesia.

Beliau menjadi Google Doodle dalam rangka memperingati hari kelahirannya.

Minarni Soedarjanto atau Minarni Sudarjanto lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 10 Mei 1944. Dimasa hidupnya, Minarni Soedarjanto menjadi pebulutangkis sejak 1959 sampai tahun 1975-an.

Pada usia 59 tahun, tepatnya 14 Mei 2003, ia menghembuskan napas terakhir di Jakarta.

Selama menjadi pebulutangkis ia telah menorehkan segudang prestasi baik sebagai pemain tunggal maupun ganda.

Tak hanya Minarni Soedarjanto, Google Doodle pada Selasa (22/9/2020)  juga menampilkan sosok Benyamin Sueb yang dikenal sebagai artis atau aktor, pelawak, sutradara dan penyanyi Indonesia.

Benyamin Sueb

Munculnya almarhum Benyamin Sueb sebagai doodle di Google Selasa 22 September 2020 lalu tak lama setelah film Benyamin Biang Kerok 2 diputar di platform digital Disney+ Hotstar, Jumat (18/9/2020).

Disalin dari laman Wikipedia.org, Benyamin Sueb lahir di Batavia, 5 Maret 1939 dan meninggal dunia di Jakarta, 5 September 1995 pada umur 56 tahun.

Semasa hidupnya, beliau menghasilkan lebih pukuhan album musik dan film.

Penampilan Ben kecil memang sudah beda, sifatnya yang jahil namun humoris membuat Ben disenangi teman-temannya.

Bakat seninya tak lepas dari pengaruh sang kakek, dua engkong Benyamin Sueb yaitu Saiti, peniup klarinet dan Haji Ung pemain Dulmuluk, sebuah teater rakyat – menurunkan darah seni itu dan Haji Ung alias Jiung yang juga pemain teater rakyat pada zaman kolonial Belanda.

Pada akhir hayatnya, Benyamin Sueb juga masih bersentuhan dengan dunia panggung hiburan.

Selain main sinetron atau film televisi (Mat Beken dan Si Doel Anak Sekolahan) ia masih merilis album terakhirnya dengan grup Rock Al-Hajj bersama Keenan Nasution.

Lagu seperti Biang Kerok serta Dingin-dingin menjadi andalan album tersebut.

Lewat kesenian itu pula nama Benyamin semakin popular.

Tahun 1960, presiden pertama Indonesia, Soekarno, melarang diputarnya lagu-lagu asing di Indonesia.

Pelarangan tersebut ternyata tidak menghambat karier musik Benyamin, malahan kebalikannya.

Dengan kecerdikannya, Bang Ben menyuguhkan musik Gambang Kromong yang dipadu dengan unsur modern.

Benyamin Sueb yang telah empat belas kali menunaikan ibadah haji ini meninggal dunia setelah koma beberapa hari seusai main sepak bola pada tanggal 5 September 1995, akibat serangan jantung.

Pada tanggal 6 Desember 1995, Pemerintah DKI Jakarta mengabadikan nama Benyamin Sueb sebagai nama jalan di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat. (*)

Leave a Reply