Fakta Sejarah Gedung Negara Karesidenan Cirebon yang Bikin Merinding

Uncategorized1376 Views

Karibkerabat.com-Cirebon—Bermula dari obrolan saya dengan salah seorang kawan saat bertemu di Kota Cirebon beberapa waktu yang lalu tentang sebuah gedung bersejarah yang ada di sana. Penasaran seperti apa penampakannya, kami pun mengunjungi bangunan tersebut untuk menelisik lebih jauh sejarah bangunan, peruntukannya, dan apa saja yang ada di dalamnya.

Mengendarai motor, kami pun meluncur ke lokasi yang terletak di sebelah utara Kota Cirebon tepatnya di Jalan  Siliwangi No.14 Kelurahan Kesenden Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon.

Sampai di pelataran Gedung Negara, kami disambut oleh Pak Kusman, salah seorang penulis dan budayawan Cirebon yang sehari-hari bertugas  di tempat ini. Beberapa petugas kepolisian dan satpam setempat mempersilahkan kami memasuki halaman Gedung Negara. Kesan yang muncul ketika pertama kali menginjakkan kaki di pelataran gedung ini adalah  sebuah perpaduan antara kekokohan, kemewahan dengan keindahan arsitektur bangunan.

Bangunan bersejarah dengan gaya arsitektur mirip Istana Merdeka di Jakarta ini  kabarnya menyimpan cerita kelam masa kolonial salah satunya sebagai tempat mengeksekusi (menggantung) para penentang penjajah Belanda kala itu.  Tempat ini juga sebagai rumah pejabat tinggi Belanda setingkat keresidenan yang biasa disebut residen.

Pak Kusman Pemerhati Budaya Cirebon

Pak Kusman memandu kami berkeliling sembari menjelaskan banyak hal terkait sejarah Gedung Negara pada masa pra dan pasca kemerdekaan.

Menurut Pak Kusman, Gedung Negara Karesidenan Cirebon pada masa penjajahan Belanda disebut Rasidentwoning yang digunakan sebagai Rumah Dinas Residen Cirebon yang dijabat oleh orang-orang Belanda sampai tahun 1942.

Interior indah di ruang utama Gedung Negara

Kompleks Residentswoning terdiri dari gedung induk dan beberapa gedung penyangga di sisi selatan, utara, dan barat. Gedung induk (Gedung Negara) terdiri dari teras depan bertangga ubin marmer, galeri depan, ruang makan, galeri belakang, di kanan kirinya diapit delapan kamar tidur. Di sisi selatan gedung utama terdapat gudang yang menyambung dengan selasar menuju gedung di sebelah selatan yang terdiri dari dua kamar tidur.

Ruang belakang sebagai tempat rapat

Di sebelah utara gedung induk tersambung dengan selasar menuju gedung bangunan sayap utara yang terdiri dari ruang tamu dan dapur. Di sisi utaranya lagi terdapat beberapa bangunan terdiri dari garasi, mobil, beberapa kamar dan istal kuda. Di bagian belakang (sisi barat) bangunan utama terdapat selasar menuju ke kamar mandi luar dan kolam pemandian dilengkapi dengan sumber air (sumur galian). Di depan gedung induk terdapat taman bundaran dengan tiang bendera yang menghadap ke jalan kejaksan (Jalan Siliwangi) yang sekarang menjadi taman, dahulu di tengah taman ini terdapat tiang gantungan untuk mengeksekusi orang-orang yang menentang keputusan penjajah kolonial Belanda.

Menurut Pak Kusman, yang dikutip dari buku Potensi Wisata Budaya Kota Cirebon yang diterbitkan Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kota Cirebon (2006), Gedung dan taman luas yang meliputinya dibangun pada tahun 1865 ketika residen Cirebon dijabat oleh Albert Wilhelm Kinder De Camareeq (menjadi Residen sejak 15 Juni 1865), kemudian digantikan oleh Fransiscus Gerardus Van Bloemen pada 6 Maret 1866) pada waktu itu gedung ini berfungsi sebagai Rumah Dinas Residen Cirebon.

Kantor Residen ini berada di komplek Lapangan Kebumen Lemahwungkuk yang dibangun pada tahun 1841. Pembangunan gedung kantor Residen dan Rumah Dinas Residen Cirebon ini merupakan dampak hancur luluhnya Banteng De Beschertmingh pada tahun 1835  yang diikuti pemindahan kantor dan pemukiman orang-orang Eropa keluar kawasan Benteng dan Pelabuhan Cirebon ke arah utara.

Gedung Negara Karesidenan Cirebon dirancang oleh seorang arsitek berkebangsaan Belanda bernama Van Den Berg dengan langgam menyerupai arsitek Istana Merdeka di Jakarta. Dibangun menghadap ke timur dengan pertamanan yang luas dan asri.

Pada saat pendiriannya, luas bangunan ini sekitar 2.120 m2. Berdiri di atas lahan seluas sekitar 27.315 m2, yang dibatasi dengan pagar tembok setinggi 2 meter pada bagian selatan, barat dan utara, serta tembok setinggi sekitar 1,2 meter pada bagian depan.

Bangunan mewah dan kokoh ini dibangun menggunakan material bangunan ini seperti bata merah, batu, pasir, kayu jati, genting, marmer dan tegel. Sebagian besar material masih utuh dan terawat dengan baik. Ini salah satu bukti ketangguhan bangunan Belanda.

Masih menurut Kang Kusman, halaman kantor yang pada awalnya merupakan pelataran terbuka, pada tahun 1953 ditanami pohon beringin, pohon mangga dan beberapa tanaman lainnya. Bangunan utama gedung ini dilengkapi pos jaga antik yang terletak di samping selatan dan utara bangunan utama yang kini sudah tidak terpakai lagi.

Gedung Negara Karasidenan Cirebon adalah termasuk salah satu gedung bersejarah di Kota Cirebon yang dilindungi Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya Kota Cirebon dengan derajat perlindungan Sangat Ketat yang harus dilestarikan.

Pada masa awal perjuangan fisik perang kemerdekaan gedung ini menjadi saksi dari penururnan bendera Hinomaru Jepang diganti dengan sang saka merah putih. Pada tanggal 18 Agustus 1945. Gedung ini juga sering dikunjungi oleh proklamator Bung Karno dan Bung Hatta dan tokoh-tokoh perjuangan nasional lainnya ketika berkunjung ke Cirebon.

Gedung Negara Karesidenan Cirebon sejak awal reformasi tahun 1999 berfungsi sebagai Kantor Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangungan (BKPP) wilayah 3 Cirebon. Sejak tahun 2012 di gedung ini terdapat puluhan kijang-kijang lucu kiriman dari istana Bogor.

Pada setiap hari libur, sabtu dan minggu banyak masyarakat Kota Cirebon dan sekitarnya yang berkunjung ke gedung ini untuk sekedar berswafoto sembari menyaksikan dan memberi makan kijang.

Sejak tanggal 31 Desember 2018 badan koordinasi pemerintahan dan pembangunan (BKPP) wilayah 3 Jawa Barat yang berkantor di Gedung Negara Karesidenan Cirebon dinonaktifkan kegiatannya, ke depannya akan dikembangkan dan dibangun area kreatif Center Cirebon.

Setelah menelisik ke berbagai sudut ruangan, menyimak pemaparan pemandu tuntas memuaskan rasa penasaran saya pada Gedung bersejarah di Kota Cirebon, Gedung Negara Karesidenan Cirebon, Jawa Barat.

Leave a Reply