Karibkerabat.com – Gambaran umum bahwa penyakit jantung adalah penyakit berbahaya yang dialami orang berusia lanjut memang harus diubah. Kini semakin banyak usia muda yang menderita gangguan jantung, kadang mengalami serangan jantung.
Tak hanya menimpa pada usia muda, di beberapa kasus sebenarnya mereka juga rajin berolahraga. Yang terbaru kematian aktor Ashraf Sinclair yang terkena serangan jantung di usianya yang baru 40 tahun.
Lalu, mengapa mereka yang berusia muda dapat mengalami serangan jantung? John Osborne, MD, Ph.D., seorang kardiolog yang fokus pada kardiologi pencegahan sekaligus sukarelawan American Heart Association menjelaskan bahwa penyakit jantung biasanya disebabkan 4 faktor risiko yang ia sebut The Big Four (empat besar).
Fakto-faktor risiko tersebut diantaranya penderita diabetes, merokok, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Namun, penting juga untuk diingat bahwa factor-faktor risiko serangan jantung tidak hanya empat hal tersebut.
Kesehatan kardiovaskular yang buruk juga dapat dialami orang-orang yang terlihat paling sehat. Di bulan Februari 2017, misalnya, pelatih kebugaran selebriti dunia Bob Harper, yang terkenal karena melatih individu di acara penurunan berat badan di The Biggest Loser NBC, mengalami serangan jantung di sebuah gym di Manhattan.
Harper yang tahun 2020 ini berusia 54 tahun mengatakan kepada the Daily Beast bahwa ia sama sekali tidak mengingat hari di mana ia mengalami serangan jantung terjadi. Ia hanya mengingat jika ia datang ke tempat gym dengan rasa pusing.
Hal yang diingat Bob Harper hanyalah bangun dari koma setelah dua hari berada di rumah sakit.
Harper tidak tahu apa yang terjadi dan ketika orang-orang mengatakan apa yang terjadi, Harper tidak percaya. Harper malu dan sangat bingung, bagaimana bisa mengalami serangan jantung.
Serangan jantung yang dialami Bob Harper ternyata disebabkan peningkatan level lp(a) atau lipoprotein(a), level kolesterol yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Kata Osborne, kondisi kesehatan tersebut memang bisa saja tidak diketahui karena tidak muncul saat pemeriksaan kolesterol rutin oleh dokter. Dengan kata lain, kita harus meminta pemeriksaan dan penjelasan secara khusus terkait kolestrol dengan dokter.
Masalahnya, banyak ditemukan terutama kaum muda yang tampak sehat, tidak diperiksa secara khusus untuk kelainan-kelainan semacam ini karena tidak merasa khawatir dengan kesehatan kardiovaskularnya atau bias jadi karena dokter pemeriksa tidak berpikir mereka perlu diuji lebih jauh.
Osborne menyatakan bahwa penyakit jantung membunuh lebih dari 800.000 orang per tahun dan dari 800.000 orang itu, 160.000 orang kebetulan berusia di bawah 65 tahun, jadi itu bukan hanya penyakit orang lanjut usia,
Pencegahan dan langkah-langkah mengantisipasi secara sederhana yang bisa dilakukan. Pertama adalah mengetahui riwayat penyakit jantung di keluarga, apakah ada di keluarga yang pernah mengalami sakit jantung.
Hal ini berlaku tidak hanya untuk penderita penyakit jantung langsung tetapi juga untuk stroke, diabetes serta kadar kolesterol yang tinggi.
Osborne juga merekomendasikan untuk perawatan pencegahan lain yang sangat mendasar tetapi juga penting. Beberapa di antaranya berupa olah raga setidaknya 30 menit setiap harinya dan makan- makanan seha berserat tinggi, makanan nabati dan rendah kolestrol.
Sebuah studi tahun 2017 menemukan diketemukan hubungan antara daging merah dan kematian terkait dengan penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan, stroke, diabetes dan infeksi, penyakit ginjal serta penyakit hati.
Selanjutnya, mulai memperhatikan kadar kolesterol dan tekanan darah di usia dua puluhan tahun. Lakukan tes kolesterol rutin setiap lima tahun dan konsultasikan kepada dokter tentang hasilnya dan apakah perlu ada perubahan pola makan dan gaya hidup jika hasilnya dianggap kurang memuaskan.
Juga berhati-hatilah dengan tekanan darah kita. Seseorang disebut menderita tekanan darah tinggi jika angkanya mencapai ya 130/80. Di Indonesia, diperkirakan sepertiga jumlah penduduknya memiliki hipertensi.
Hindari segala macam jenis rokok, termasuk e-rokok, karena hal ini berkaitan dengan kekakuan arteri, tekanan darah tinggi serta peningkatan detak jantung.
Tidak ada jumlah yang aman saat penggunaan tembakau.
Serangan jantung memang tidak terduga dan dapat dialami oleh siapapun baik tua maupun muda. Namun, berbagai upaya pencegahan dapat kita lakukan untuk sebisa mungkin menghindari resikonya.