Karibkerabat.com – Foto diri atau selfie, kini sudah menjadi hal biasa yang kita temukan di medsos.
Orang-orang yang gemar selfie mungkin menilai hal tersebut bisa menjadi cara untuk menunjukkan dirinya betapa sempurna tampilan alisnya, tata rias wajahnya, menampilkan pesona dirinya, atau alasan lainnya yang berkaitan dengan citra dirinya.
Jika kamu termasuk orang-orang yang gemar selfie, kamu mungkin akan mempertimbang selfie setelah membaca temuan ini.
Studi terbaru yang dilakukan Washington State University dan University of Southern Mississippi menemukan, bahwa orang yang mengunggah foto selfie di media sosial Instagram berpengaruh buruk terhadap pandangan orang lain terhadap individu.
Orang-orang yang sering mengunggah selfie dianggap tidak percaya diri, juga dipandang sebagai pribadi yang kurang sukses, tidak disukai, dan tidak terbuka terhadap pengalaman baru.
Studi yang dipublikasikan di Journal of Research in Personality itu meneliti sejumlah pengguna asli Instagram, meskipun sampelnya kecil, tahap pertama peneliti meminta 30 mahasiswa dari universitas negeri di USA bagian selatan mengisi kuisioner kepribadian.
Para peneliti juga mempelajari unggahan Instagram mahasiswa. Unggahan tersebut kemudian dibagi menjadi beberapa kategori yaitu selfie, posies (foto diri diambil oleh orang lain), dan kategori foto lainnya. Materi konten juga dicatat peneliti.
Pada studi berikutnya, peneliti meminta 119 mahasiswa dari USA bagian barat laut untuk menilai profil 30 mahasiswa tersebut. Penilaian mencakup sejumlah faktor, seperti tingkat interaksi, kepercayaan diri, kesuksesan, dan tingkat egoisme.
Hasil dari penelitian tersebut menyatakan orang-orang yang mengunggah “posies” cenderung dilihat sebagai figur petualang, lebih tidak kesepian, lebih dapat diandalkan, lebih ramah, lebih sukses, lebih pede, dan dianggap sebagai teman yang lebih baik daripada orang-orang yang lebih sering selfie.
“Bahkan ketika 2 orang memiliki konten yang sama, seperti pencapaian mengunjungi tempat tertentu, kesan yang diberikan orang-orang yang mengunggah selfie cenderung lebih negatif.”
“Sementara kesan yang dibangun orang-orang yang lebih banyak mengunggah posies, cenderung lebih positif,” kata Profesor Psikologi dari WS University dan penulis utama studi, Chris Barry.
Terlepas dari konteks, hal ini menunjukkan ada isyarat visual tertentu yang menggambarkan respons positif atau negatif pada medsos. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa mengunggah selfie cenderung dilakukan untuk sombong.
Misalnya, ketika menunjukkan otot bisep di depan kaca atau menunjukkan detail riasan di wajah. Hal ini merefleksikan sesuatu yang buruk.
Mengapa posies cenderung memberi kesan yang lebih baik bagi yang melihat foto tersebut dibanding selfie?
Sebab, subjek pada foto posies dinilai lebih natural. Sehingga meskipun fotomu terencana, usahakan menghindari foto selfie. Lebih baik meminta bantuan orang lain untuk mengambilkan foto atau bahkan mengajak orang lain foto bersama.