Mengenal Amonium Nitrat, Penyebab Ledakan di Beirut Lebanon

Uncategorized560 Views

Karibkerabat.com – Ledakan dahsyat yang mengguncang Beirut, Lebanon (Selasa, 4 Agustus 2020) menyebabkan ratusan orang meninggal dunia dan ribuan orang mengalami luka-luka dan kehilangan tempat tinggal.

Selain menyebabkan korban jiwa, ledakan juga  menyebabkan kerusakan  sejauh 4 Km dari pusat ledakan di banyak gedung dan berbagai fasilitas umum serta pemerintahan.

Pemerintah Lebanon mengumumkan masa berkabung selama 3 hari dan keadaan darurat selama dua minggu.

Amonium Nitrat, bahkan kimia sebagai pupuk maupun dipakai penambangan.

Ledakan besar ini diduga dipicu ribuan ton amonium nitrat yang disimpan selama 6 tahun di sebuah gudang di dekat lokasi kejadian.

Michel Aoun selaku Presiden Lebanon melalui akun Twitter kepresidenan @LBpresidency, mengetwit tidak akan puas sampai menemukan orang yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

“Karena tidak dapat diterima, pengiriman ‘amonium nitrat’ yang diperkirakan sebanyak  2.750 ton selama 6 tahun di sebuah gudang tanpa mengambil tindakan pencegahan, yang membahayakan keselamatan warga negara,” ujar Aoun lagi.

Lalu apa itu amonium nitrat penyebab ledakan dahyat yang mengguncang Beirut?

Amonium nitrat adalah senyawa kimia yang merupakan garam nitrat dari kation amonium.

Amonium Nitrat memiliki rumus kimia NH4NO3, disederhanakan menjadi N2H4O3. Senyawa ini adalah padatan kristal putih dan sangat larut dalam air. Senyawa ini utamanya digunakan dalam pertanian sebagai pupuk kaya-nitrogen.

Penggunaan utama lainnya adalah sebagai komponen campuran peledak yang digunakan dalam konstruksi pertambangan, penggalian, dan konstruksi sipil.

Senyawa ini adalah penyusun utama ANFO, sebuah industri peledak populer yang menyumbang 80% bahan peledak yang digunakan di Amerika Utara; formulasi serupa telah digunakan dalam alat peledak terimprovisasi.

Banyak negara menghapusnya dalam aplikasi konsumen karena kekhawatiran akan potensi penyalahgunaannya dikarenakan  zat ini dapat sangat eksplosif.

Amonium nitrat tidak terbakar, namun mendukung dan meningkatkan laju pembakaran di hadapan bahan yang mudah terbakar, bahkan tanpa adanya oksigen.

Saat dipanaskan, zat akan meleleh, terurai, dan melepaskan gas beracun termasuk nitrogen oksida dan gas amonia. Ketika Amonium Nitrat dipanaskan secara berlebihan, misalnya dalam kebakaran, dapat menyebabkan ledakan di ruangan tertutup, dan wadah atau bejana yang tertutup dapat pecah dengan hebat.

Disamping sering digunakan dalam operasi penambangan, Amonium Nitrat dapat digunakan untuk membuat pupuk. Zat ini termasuk dalam keamanan sensitif atau security sensitive ammonium nitrate (SSAN).

SSAN secara khusus dicakup oleh UU Bahan Peledak 1999 dan termasuk zat amonium nitrat, emulsi nitonium nitrat, dan campuran amonium nitrat yang mengandung amonium nitrat lebih dari 45 persen.

Stabilitas Amonium nitrat stabil dalam larutan padat atau cair. Namun, bisa menjadi kurang tahan terhadap peledakan atau inisiasi karena adanya kontaminasi atau paparan suhu tinggi, seperti terkena api atau panas radiasi.

Aspek yang membuat amonium nitrat menjadi kurang stabil dan berisiko lebih besar meledak yaitu paparan terhadap kontaminan klorida dan logam (kromium, tembaga, koblat, dan nikel), penurunan pH, atau peningkatan keasaman.

Aspek yang membuat amonium nitrat dapat meledak yaitu:

  1. Adanya paparan terhadap guncangan kuat, seperti gelombang kejut ledakan di dekatnya
  2. Terpapar suhu tinggi di bawah kurungan, seperti pipa tertutup
  3. Adanya ledakan kecil yang bisa memicu ledakan hebat di dekatnya

Jika zat terhirup, dapat membuat iritasi pada saluran pencernaan dengan gajala batuk, sakit tenggorokan, dan napas yang pendek. Selain itu, bisa menyebabkan methemoglobinemia, sianosis, konvulsi, takikardia, dispnea, hingga kematian.

Selain itu dapat menyebabkan Methemoglobinemia ditandai dengan pusing, mengantuk, sakit kepala, sesak napas, sianosis dengan kulit kebiruan, detak jantung cepat, dan darah berwarna coklat-coklat. Inhalasi bisa membuat asidosis sistemik dan methemoglobineua.

Jika terkena kulit, bisa menyebabkan iritasi dengan gejala kulit memerah, gatal, dan perih. Bila kontak dengan mata, dapat berdampak pada iritasi, mata memerah, dan terasa perih.

Apabila tertelah, dosis nitrat dalam jumlah besar membuat pusing, sakit perut, muntah, diare yang berdarah, lemah, kejang, dan kolaps.

Paparan yang lama dan berulang dalam dosis kecil dapat membuat lemah, depresi, sakit kepala, bahkan kerusakan mental.

Terdapat sejumlah hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya bahaya dan risiko dari amonium nitrat, meliputi:

  1. Mengidentifikasi bahaya amonium nitrat dalam konteks bagaimana bahan disimpan dan ditangani.
  2. Melakukan penilaian risiko untuk menentukan sifat, kemungkinan, dan tingkat keparahan insiden yang bisa mengakibatkan kerusakan pada orang dan lingkungan
  3. Terapkan tindakan pengendalian yang tepat, memastikan risiko terhadap orang, properti, dan lingkungan diminimalisasi sejauh mungkin.