Karibkerabat.com – Banjir membawa pengaruh buruk bagi kesehatan manusia. Banjir tidak hanya mengakibatkan bangunan dan fasilitas umum menjadi rusak namun lebih berdampak luas lagi terutama kepada kesehatan.
Dampak banjir dapat juga membahayakan tubuh karena air kotor yang tergenang juga menjadi sarang berbagai kuman penyebab bermacam-macam penyakit.
Bakteri E. coli, Salmonella, Leptospira, dan Shigella adalah bakteri yang paling banyak ditemui saat banjir tiba.
Tak tertutup kemungkinan pula, air banjir terdapat bakteri penyebab penyakit Hepatitis A, tipes, hingga tetanus dan lainnya. Ketika sistem imun lemah, kuman dan bakteri ini mengakibatkan masalah kesehatan yang diawali dengan gejala mual, muntah, diare, kram perut, nyeri otot, hingga akibatkan demam.
Untuk meminimalisir dampak banjir ini, terdapat beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan.
Menjaga kesehatan di tengah kepungan banjir. Umumnya sakit saat banjir disebabkan faktor ketidaksengajaan mengonsumsi makanan atau minuman yang terkena air banjir.
Disaat mengalami keracunan makanan atau minuman yang terkontaminasi air banjir, tubuh akan menderita pusing, lemah, mudah lelah mual, hingga muncul bintik kemerahan pada kulit.
Bila kita menjadi salah satu korban banjir, ada beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak banjir yang membawa pengaruh buruk bagi kesehatan.
1. Hindari kontak dengan air banjir
Kuman dan mikroorganisme berbahaya lainnya sangat mungkin berada di air yang tergenang. Ditambahn lagi kemungkinan adanya aliran listrik maupun hewan-hewan berbahaya seperti ular, yang mungkin mengintai dari dalam air banjir.
Jika terpaksa harus berkutat di tengah banjir, kenakan sepatu (bukan sendal jepit apalagi telanjang kaki), terutama sepatu boots agar meminimalisir bahaya banjir. Perhatikan keberadaan sumber-sumber tegangan listrik yang ada dan sebisa mungkin menjauh dari titik tersebut.
2. Jangan gunakan air banjir
Sekalipun berada dalam kondisi yang darurat, jangan pernah sekali-kali gunakan air banjir untuk kegiatan sehari-hari, mencuci piring, menggosok gigi, apalagi dijadikan campuran dalam bahan makanan atau minuman. Pastikan selalu menggunakan air bersih yang tidak terkontaminasi air banjir.
Buang makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi air banjir. Jika ragu apakah makanan atau minuman yang ada sudah terkontaminasi atau tidak, jangan konsumsi makanan atau minuman tersebut.
3. Cuci tangan
Meskipun dampak dari banjir bisa merusak fasilitas air bersih, sebisa mungkin harus tetap cuci tangan dengan sabun setelah kontak dengan air banjir. Hal yang sama juga harus dilakukan setelah ke toilet dan sebelum makan serta aktifitas lainnya.
4. Tutup luka pada kulit
Jika memiliki luka terbuka pada kulit, pastikan luka itu tertutup rapat sebelum bersentuhan dengan air banjir. Perlu diingat, salah satu dampak banjir adalah penyakit tetanus. Bakteri penyebab tetanus bisa masuk ke tubuh lewat luka yang terbuka.
Setelah berada di genangan air banjir, periksalah apakah luka tersebut mengalami infeksi atau tidak. Luka yang terinfeksi biasanya ditandai dengan rasa sakit yang kian hebat, kebas, bengkak, kemerahan, menjadi berair (atau bernanah), hingga menyebabkan demam.
Bila memungkinkan, periksakan kondisi tubuh dan luka ke dokter terdekat. Dokter mungkin akan menanyakan riwayat imunisasi tetanus, kemudian menyuntikkan vaksin jika diperlukan.
5. Gunakan losion nyamuk
Gunakan losion anti nyamuk yang mengandung DEET atau Picardin. Bila tidak ditemukan losion nyamuk, Kita dapat menggunakan baju dan celana panjang ataupun bahan kain lainnya untuk menghindari gigitan nyamuk yang dapat mengakibatkan munculnya berbagai penyakit, seperti demam berdarah dan malaria.
Selain nyamuk, kitaug juga harus mewaspadai munculnya hewan-hewan lain karena naiknya air hujan mengakibatkan hewan-hewan di dalam tanah akan ke permukaan seperti kecoa, cacing, kelabang, tikus, hingga ular.
Bila banjir tidak memungkinan untuk tetap tinggal di dalam rumah, mengungsilah untuk sementara waktu. Apalagi saat persediaan makanan dan air bersih kian menipis. Segera meminta bantuan dan hubungi badan penanggulangan banjir untuk dievakuasi.