Karibkerabat.com – Tak terasa, kurang lebih 2 bulan lagi ibadah puasa Ramadhan akan segera dimulai. Saat berpuasa, seseorang tidak diperbolehkan untuk makan dan minum selama 13 hingga 14 jam. Perubahan asupan ini tentunya akan berpengaruh pada kesehatan kulit.
Kesehatan kulit dipengaruhi oleh empat hal yakni : genetik dan psikologis, diet, faktor lingkungan (ultraviolet, polusi dan kelembapan udara) dan bahan kimia dalam produk kosmetik. Umumnya, faktor yang tidak bisa dimodifikasi hanyalah genetik.
Namun saat berpuasa, diet menjadi faktor yang tidak dapat dikendalikan. Kendala mengandung hidrasi kulit saat puasa karena ada perubahan pola makan, biasanya tubuh dapat menerima asupan tanpa selai selai, namun saat puasa, tubuh tidak mendapat asupan makanan dalam kurun waktu sekitar 13 jam.
Saat puasa, tubuh kita tetap bermetabolisme seperti biasanya, mengekskresikan cairan dari keringat dan buang air kecil, sehingga apabila asupan cairan kurang ketika sahur ataupun saat berbuka, maka hal tersebut dapat menjadi masalah bagi tubuh.
Salah satu dampak dari kekurangan asupan air ini adalah dehidrasi kulit. Saat kulit mengalami dehidrasi, lipid barrier atau stratum corneum yang berfungsi memberikan perlindungan ke kulit akan terganggu.
Saat bulan puasa penguapan cairan jadi lebih tinggi dan kulit semakin kering. Tandanya meliputi warna kulit yang kusam, tekstur kulit yang kasar, garis kerutan menjadi lebih jelas dan kulit pun lebih sensitif, terasa tertarik dan gatal.
Padahal, kulit yang sehat memiliki ciri-ciri berteksur halus, berpori kecil, warnanya merata dan cerah bercahaya.
Oleh sebab itu, dibutuhkan persiapan khusus agar dehidrasi kulit tidak menjadi masalah ketika sedang berpuasa. Pertama, pastikan asupan minuman dua liter atau delapan gelas seharinya.
Pembagiannya, dua gelas saat berbuka puasa, empat gelas saat makan malam hingga menjelang tidur dan dua gelas ketika sahur. Asupan air juga didapatkan dengan banyak mengonsumsi makanan berkuah, sayuran dan buah-buahan.
Contoh sayuran dan buah-buahan yang mengandung banyak air adalah selada, semangka dan jeruk. Sebaliknya, untuk mengurangi konsumsi kafein karena zat ini bersifat diuretik atau meningkatkan risiko kehilangan cairan dari tubuh saat puasa..
Terkait aspek pola hidup lainnya saat puasa, hindari mandi dengan air hangat atau panas yang akan semakin mengurangi kandungan lemak pada tubuh dan membuat kulit semakin kering.
Baiknya, mandilah dengan air biasa atau suam-suam kuku dan sabun yang berpelembap. Aplikasi pelembap untuk mandi saat kulit sudah kering juga akan membantu mempertahankan kelembapan kulit.
Lalu, hindari juga terkena sinar matahari yang berlebihan karena suhu lingkungan yang panas akan meningkatkan ekskresi keringat dari tubuh dan meningkatkan risiko kekurangan cairan.
Untuk lebih semakin memaksimalkan kondisi kulit saat puasa; terapi kombinasi atau Combination Rejuvenation Treatment (CRT) yang menggabungkan beberapa prosedur rejuvenasi juga bisa menjadi pilihan
Terapi kombinasi ini seperti Athena dengan intraceutical, peeling dengan intraceutical atau Oxygeneo dengan masker yang bertujuan mengatasi kulit kusam dan menghidrasi kulit.
Terapi kombinasi bisa dilakukan pada pria dan wanita yang perduli kesehatan kulit dalam berbagai kesempatan, termasuk pada bulan Ramadhan yang akan datang.